Karakteristik Pendidikan multicultural di berbagai Negara

A.      Karakteristik Pendidikan multicultural di berbagai Negara
1.        Pendidikan Multicultural di Amerika Serikat
Pendidikan di AS mulanya dibatasi pada imigran berkulit putih, sejak didirikan sekolah rendah pertama tahun 1633 oleh imigran Belanda dan berdirinya Universitas Harvard di Cambrige, Boston tahun 1636. Tahun 1934 dikeluarkannya undang-undang Indian Reservation Act di daerah reservasi suk Indian.
Suatu kelompok etnis atau etnisitas adalah populasi manusia yang anggotanya saling mengidentifikasi satu dengan yang lain, biasanya berdasarkan keturunan (Smith, 1987).
a.         White Anglo Saxon Protestan (WASP)
Pendidikan di AS didominasi oleh budaya WASP artinya dikhususkan untuk kelompok kulit putih (Whith) yang kebanyakan berasal dari inggris,dan beragama protestan. WASp adalah tradisi tentang siapa yang harus jadi penguasa di Amerika Serikat. Tradisi ini dikenalkan dan dipertahankan oleh orang inggris yang merasa superior karena merekalah yang membangun AS dengan pengetahuan dan keterampilan mereka.
b.         Orang Amerika Keturunan Penduduk Asli Amerika (Native Americans)
Native America adalah penduduk asli Amerika yang kini populasinya diperkirakan setengah juta orang. Bangsa ini disebut penduduk asli karena telah ada dibenua Amerika sebelum terjadi gelombang dari kelompok etnis daro Eropah, Afrika maupun Asia selama lima ratus tahun. Sejarah mencatatbahwa seluruh migrant tidak memperlakukan mereka dengan adil secara fisik. Tahun 1924 terjadi hubungan antara whith dan black America dengan Native Americans.
c.         Orang Amerika keturuna Afrika (Africa Americans)
Orang Afrika Amerika merupakan kelompok etnis dari benua Afrika yang pertama yang dijadikan budak oleh orang Spanyol dalam eksplorasi dunia baru, Amerika sejak 1619 samapai dengan abad 18. Kedatangan orang kulit hitam ini jumlahnya semakin membesar hal ini mendorong pemerintah untuk mengakui kehadiran mereka sebagai budak di dalam The Thirteentfi Amandiment to the Contitution, yang mengatur perbudakan secara hukum di tahun 1865.
d.        Orang Amerika keturunan Asia
Yang termasuk kelompok ini adalah sekitar 4 persen dari penduduk Amerika Serikat dengan mayoritas berasal dari cina dan Jepang. Disamping imigran dari filifina, korea, disusul orang Vietnam yang msuk ke AS beberapa tahun terakhir ini. Tiga kelompok terakhir ini sebagai Recent Asian Immigrants. Orang Amerika (Chinese Americans) merupakan bagian dari Asian Americans yang tercatat memasuki amerika ketika terjadi depresi ekonomi dunia tahun 1860-an.
e.         Orang Amerika berkebudayaan Spanyol (Hispanic Americans)
Secara etimologi Hispanis/Hispano berasal dari bahasa latin hispanus, yang merupakan kata sifat dari Hispanila, nama yang dibrikan oleh orang rowawi selama periode republic Rowawi pada seluruh Iberian Peninsula. Untuk jaman modern Iberian peninsula mencangkup Spanyol dan Portugal, orang-orang dan budayanya, sedangkan Portugal dan orang-orangnya (meliputi Brazil dan orang Brazil yang berbahasa portugis) secara umum disebut Luso/Lusitania. Dalam bahasa Spanyol kata “Hispano” juga digunakan sebagai elemen pertama yang menunjuk padainggris dan  bahasa inggris. Jadi Spanyol dan Amerika adalah Hispano-amerika.
f.          White Ethnic Americans
White Ethnic Americans merupakan kelompok orang amerika berkulit putih yang mneytaan dirinya “tidak terikat” dengan WASP. Jadi mereka digolongkan dalam kelompok etnik nin-WASP. Mereka yang termasuk golongan ini adalah orang jerman, iriandia, italia dan polandia. Memang pernah terjadi di AS untuk membatasi kuota imigran yang berasal dari empat Negara ini antara 1921 dan 1968 namun tidak berhasil.
2.        Pendidikan Multikultural di Inggris
Pendidikan multicultural di inggris terkait dengan perkembangan revolusi industry pada tahun 1650-an. Pada awalnya inggris terkanal sebagai masyarakat yang monokultur dan baru sesudah PD II menjadi multicultural ketika kedatangan tenaga kerja untuk membangun perbaikan taraf kehidupan kelompok kulit putih berwarna ini, ternyata didalam
”Sekalipun demikian kaum wanita tidak diizinkan memberikan suara, dan sebagian besar mempunyai akses terbatas pada pendidikan”.
Pada tahun 1968 didirikannya Select Community on Rase Relation and Immgration (SCRRI) yang bertugas meninjau kebijakan imigran. Kesempatan ini digunakan oleh kaum imigran terutama dari Hindia Barat dan Asia untuk mengetengahkan permasalahannya. Pada tahun 1973 laporan SCRRI berkontribusi terhadap pendidikan kelompok imigran :
Ø  Bahasa inggris sebagai bahasa kedua
Ø  Pengantian istilah imigran dengan asyarkat multirasia (multiracial socicty)
Ø  Menuntut pendidikan yang lebih baik
Ø  Meminta untuk memenuhi tuntutan nationsl union of Teachers (NUT) akan adanya pendidikan yang dibutuhkan masyarakat multi rasial.
Ø  Merumuskan bahwa pengertian seperti imigran asimilasi, pluralism dapat digunakan untuk menggambarkan hal yang sama. (tilaar, 2004)

3.        Pendidikan Multicultural di Kanada
Di Kanada ada konsep dan kebijakan multicultural yang harus memajukan bangsa dengan membandingkan dengan Negara lain. Negara ini berusaha keras untuk tidak terlalu menggantungkan ekonominya pada AS dan mencoba mempersatukan multiculturalnya demi kemajuan bangsa.
Sejarah pertumbuhan penduduk Kanada dapat didefinisikan atas empat kelompok:
a.      Etnis asli ada 50 jenis dengan berbagai bahasa yang hidup secara nomaden sebagai pemburu dan petani.
b.      Abad 16 sampai 1760 masuk etnis Perancis sebagai penjajah dan pedangang karena pedagang bulu binatang. Pencampuran etnis Perancis dengan penduduk asli Indian melahirkan penduduk Metis.
c.       Kedatangan Inggis setelah Treaty of Paris (1763) yang ditambahkan etnis Perancis yang terlibat perang Kemerdekaan Amerika 1776.
d.      Imigran dari Eropah (terutama Belanda Ukrains dan Jerman) dan Asia (Jepang, India, Cina) dilator belakangi kebutujan pekerjaan di propinsi tengah dan barat.
Pada tahun 1972 didirikan Direktorat Multikultural didalam lingkungan Departemen Luar Negeri untuk memajukan cita-cita multicultural integrasi social, dan hubungan positif antae ras. Upaya tersebut melahirkan Canaddian Multiculturalism act (1988) yang isinya antara lain :
Ø  Alokasi dana untuk memajukan hubungan aharmonis antar ras.
Ø  Memperluas saling pengertian kebudayaan yang berbeda
Ø  Kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
Ø  Pengembangan kebijakan multicultural di semua kantor pemerintah federal.

4.        Pendidikan Multikultural di Australia
Australia tidak dapat menahan masuknya orang asing sehingga dia tidak dapat menutup ekonomianya bagi bangsa-bangsa Asia dan Pasifik, karena imigran dari kedua benua itu masuk dengan jumlah dan waktu yang sangat cepat. Akibatnya Australia mengunah kebijakannya dari White Australia Polley in multicultural policy. Dampak dari perubahan itu membuat orang Aborigin meningkatkan kepercayaan dirinya.
Aborigin penduduk asli Australia berasal dari benua Asia. Menyunsul imigran dari Eropah yang sebagian merupakan orang hukuman dibawa oleh kapten Arthur Phillip. Pada mulanya imigran pertama yang memasuki Australia berasal dari para pidana serta pembangkang politik Irlandia, kemudian kedatangan orang jerman yang terusir dari negerinya karena maslah agama. Menyusul orang Indian dan cina sebagai pekerja keras. Ketika ditemukan emas di new South Wales dan Victoria mulai berdatangan para pekerja dari berbagai bangsa.
5.        Pendidikan Multikultural di beberapa Negara di Asia
Bagaiman di cina ? Cina menerapkan kebijakan khusus untuk melindungi kaum minoritas. Cina menempuh kebijakan itu karena tidak bisa mengelak dari praktek multicultural di negeri ini.
Lalu bagaimana dengan Malaysia ? Malaysia merupakan tipikal bangsa dengan multuetnik di Asia. Malaysia telah mengadopsi kebijakan asimilasi melalui kebijakan “Bumiputera policy”. Jadi ada pembagian fasilitas kepada kaum bumi putera. Tetapi sejak perkembangan ekonomi internasional berubah makin cepat, lahir kecenderungan baru ke arah pluralisme budaya (cultural pluralization).

B.   Karakteristik Indonesia sebagai Masyarakat Multikultur
1.    Karakteristik Indonesia
Indonesia memiliki karakteristik yang perlu dipertimbangkan dalam segenap segi kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Karakteristik itu bisa dalam bentuk :
1.    Jumlah penduduk yang besar dengan keterampilan yang rendah
2.    Wilayah yang luas
3.    Posisi silang
4.    Kekayaan alam dan daerah tropis
5.    Jumlah pulau yang banyak
6.    Persebaran pulau
7.    Kualitas hidup yang tidak seimbang
8.    Perbedaan dan kekayaan etnis
Berikut ini akan disajikan beberapa etnis yang ada di Indonesia yang mana memberi tau akan adanya berbagai karakteristik masyarakat multikultural Indonesia.
2.    Etnis Sebagai Identitas Sosial Budaya
a.     Konsep Budaya Cina
Budaya Cina berkaitan erat dengan pandangan hidup orang Cina yang mengutamakan:
-          Niliai kemakmuran dan kelimpahan harta
-          Kedamaian dan ketentraman
-          Kesehatan
-          Umur panjang
Budaya Cina tidak lepas dari kepercayaan orang Cina tentang Feng Shui sebagai seni hidup dalam keharmonisan dengan alam sehingga seseorang mendapatkan paling banyak keuntungan, ketenangan dan kemakmuran dari keseimbangan yang sempurna dengan alam. Diyakini Feng Shui menjanjikan kehidupan yang berlimpah bagi mereka yang mengikuti prinsip dan aturannya ketika membangun rumah, merancang kota, tempat kerja dan mengubur orang yang meninggal.  
Konsep Feng Shui adalah kebijakan kuno yang menyarankan adanya keseimbangan dan keselarasan dengan alam, seperti gunung dan sungai dengan angin dan airnya. Secara harfiah, Feng Shui berarti angin dan air. Ide dasarnya adalah penempatan posisi yang baik (rumah, tempat usaha dan tempat tidur bahkan kuburan) akan memberi pengaruh yang menguntungkan bagi kesehatan, kekayaan dan kebahagiaan. Secara filosofis, Feng Shui adalah angin yang tidak dapat kamu mengerti dan air yang tidak dapat kamu genggam. Unsur angin dan air secara bersama-sama merupakan kekuatan unsur alam yang mengalir dan mempengaruhi permukaan bumi. Feng Shui mengakui bahwa permukaan tanah diliputi oleh angin dan air. Feng Shui menekankan bahwa manusia perlu hidup dalam keselarasan dengan air dan angin di tanah, jika kita mengiginkan unsur ini menciptakan aliran energi positif yang menyebabkan kita mendapat keuntungan.
Ada beberapa konsep yang perlu dipahami dalam budaya Cina, yaitu:

1)        Chi (na.pas kosmis)
Chi adalah energi, daya hidup yang membantu keberadaan manusia. Chi tercipta di alam oleh air yang mengalir dengan lembut atau oleh bentuk gunung dan oleh bentuk simetri dari sekelilingnya. Chi kosmis dapat diciptakan dan dikumpulkan sehingga diyakini bisa memberi pengaruh baik pada nasib seseorang. Chi kosmis adalah sumber ketenangan dan kemakmuran, kekayaan yang berlimpah, kehormatan dan kesehatan yang baik.
Chi tidak boleh berhamburan atau tertiup. Jika hal itu terjadi tak akan baik nasibnya. Chi terbawa angin dan menyebar sehingga tempat yang berangin dianggap tidak menguntungkan. Sebaliknya Chi yang ada ditempat yang dikelilingi air tidak akan berhamburan sehingga tetap berkumpul dan dianggap sebagai lokasi yang menguntungkan. Jenis air harus diperhitungkan. Aliran air yang deras atau yang lurus dapat menghanyutkan Chi sehingga perlu dihindari. Inti keyakinannya adalah menjebak energi Chi yang mengalir melewati suatu tempat dan mengumpulkannya tanpa membiarkan energi itu berhenti. Teorinya adalah mencari lokasi yang tidak terletak di bukit atau daerah vertikal lurus. Lokasi yang ideal adalah yang terlindungi dari angin yang keras dan ada aliran air dan sungai yang berkelok dan lambat.

a)        Lima unsur : logam, air, kayu, api dan tanah
Dalam budaya Cina, ada lima unsur utama yaitu: logam, air, kayu, api dan tanah. Semua perhitungan Cina, termasuk waktu, tahun dan tanggal kelahiran dikelompokkan ke dalam salah satu unsur ini. Kelima unsur ini juga diasosiasikan dengan warna, musim, arah mata angin dan planet.
-            API berwarna merah, musim panas dan arah selatan
-            AIR berwarna hitam, musim dingin dan arah utara
-            KAYU berwarna hijau dan arah timur
-            LOGAM berwarna putih atau keemasan dan arah barat
-            TANAH berwarna kuning dan arah pusat
SIKLUS POSITIF : Api menghasilkan tanah, tanah menghasilkan logam, logam menghasilkan air, air menghasilkan kayu dan kayu menghasilkan api.
SIKLUS MERUSAK : Kayu menghancurkan tanah, tanah menghancurkan air, air menghancurkan api, api menghancurkan logam dan logam menghancurkan kayu.
Dengan memahami kedua unsur ini, pemakai memasukkan unsur itu agar tercipta keseimbangan dan produktivitas dengan lingkungannya ketika sedang mengatur lokasi rumah dan usahanya. Tidaklah menguntungkan orang yang dilahirkan pada tahun API mempunyai rumah yang mengandung banyak AIR (atau benda yang berwarna hitam, kolam, air terjun buatan) karena AIR menghancurkan API. Sebaliknya, banyak tanaman atau berwarna hijau (KAYU) dan rumah yang terbuat dari kayu akan sangat menguntungkan karena kayu menghasilkan api. Lebih menguntungkan lagi bila orang itu tidur di ruangan yang terletak di bagian selatan rumah.

b)        I-Ching
I Ching adalah naskah kuno yang menjadi dasar peradaban, yang menekankan hubungan antara nasib manusia dan alam, memberikan pandangan mengenai Alam Semesta sebagai satu kesatuan yang senantiasa berada dalam aliran konstan yaitu perubahan. I Ching adalah sumber pemikiran dan perilaku semua orang Cina. I Ching terdiri dari 64 heksagram  yang masing-masing berisi kombinasi garis putus dan garis utuh yang mewakili tenaga kutub alam semesta. Yang bersifat positif (garis utuh) dan Yang bersifat negatif (garis putus).
Masing-masing trigram menggambarkan arah, elemen, binatang dan lain-lain. Trigram ini dikombinasikan untuk membentuk 64 heksagram. Makna kombinasi menyusun sistem peramalan yang detail.

c)         Tahun kelahiran
Orang Cina biasa menggunakan simbol binatang untuk menggambarkan sifat dan tahun kelahiran seseorang. Ada 12 nama binatang yang digunakan untuk menggambarkan tahun kelahiran mereka.

2)        Yin-yang (konsep keselarasan dan keseimbangan)
Yin dan Yang adalah prinsip negatif dan positif yang menguasai alam semesta dan kehidupannya. Yin dan Yang digambarkan dengan lambang seperti sebuah telur dengan warna hitam dan putih yang terpisah. Yin dan Yang bersama-sama melambangkan keselarasan yang sempurna. Prinsipnya adalah keseimbangan antara dua kekuatan itu baru seimbangan. Terlalu banyak salah satu unsur dapat berakibat buruk.
Yin dan Yang saling melengkapi, saling bergantung yang bersama-sama membentuk kekuatan. Yin dan Yang terus berinteraksi dan membuat perubahan. Musim panas memberi jalan bagi musim dingin, malam mengikuti siang, bulan mengikuti matahari, gelap mengikuti terang dan seterusnya.

3)        Pa Kua
Lambang berbentuk segi delapan yang menggambarkan empat titik mata angin utama dan empat titik tambahan. Menurut mata angin Cina, titik Selatan diletakkan di bagian atas, Utara di bagian bawah, Timur di kiri dan Barat di kanan. Lambang Pa Kua berasal dari Delapan Trigram I Ching yang diletakkan disekitar sisi lambang itu. Bentuk Pa Kua memainkan peranan penting dalam praktek Feng Shui karena merupakan salah satu pemecahan paling penting yang digunakan para praktisi untuk melindungi diri dari pengaruh yang mengancam rumah atau lokasi. (WongSeng Tian, 2004, Lilian Too, 1994)

4)        Tahayul dan Simbolisme
Feng Shui berkaitan erat dengan kepercayaan atau tahayul dan lambang yang menjadi karakter orang Cina. Di kalangan orang Cina, ada beberapa kepercayaan tahayul yang mengelilingi naga. Pada intinya, naga dipercayai membawa kemakmuran dan kekayaan ketika naga itu sedang bersenang hati, seperti ketika naga langit membawa kehidupan dengan menurunkan hujan sehingga tanaman dapat tumbuh dan panen berhasil. Atau sebaliknya membawa bencana dan kematian.
Mereka menggunakan benda-benda tahayul yang menyimbolkan permohonan seperti patung katak yang menggigit uang logam yang diletakkan di meja atau dekat kotak uang sebagai simbol permohonan rezeki yang melimpah. Mereka menggunakan cermin dekat makanan atau dekat uang supaya terlihat berlipat ganda sehingga diharapkan uang dan rezeki yang bertambah. Mereka menggunakan mainan kucing yang melambai-lambaikan tangan sebagai simbol menarik pembeli agar memasuki toko untuk membeli barangnya.

b.    Konsep Budaya Jawa
Ada beberapa konsep budaya Jawa yang akan diuraikan di bawah ini:
1)        Religi Jawa : animisme, dinamisme, sinkretisme dan agama Jawa
Masyarakat Jawa telah mengenal Tuhan dengan segala konsep dan bentuknya yang khas. Pengenalan Tuhan yang tertua dilakukan dengan pemujaan roh dan kekuatan benda-benda. Pemujaan pada roh disebut animisme dan pemujaan pada kekuatan benda-benda disebut dinamisme. Religi semacam ini masih berlangsung dan mewarnai kehidupan sampai sekarang, yaitu dengan adanya ritual dan sesaji. Ritual dan sesaji adalah bentuk penyelarasan dengan lingkungan metafisik, agar kekuatan adikodrati itu selaras.
Ada penyatuan ajaran antara animisme dan dinamisme yang berbaur dengan agama Hindu, Budha bahkan dengan Kristen dan Islam sehingga terjadilah sinkretisme. Wujud sinkretisme yang paling menonjol adalah perilaku mistik kejawen. Tampaknya mistik kejawen menjadi simbol sinkretisme masa lalu sampai sekarang. Di Jawa konsep mistik lebih dikenal dengan paham painteisme atau manunggaling kawula dengan gusti.

2)        Slametan (Selamatan)
Slametan adalah sebuah ritual yang dimaksudkan untuk memohon keselamatan (Endrasana, 2003:7). Selamatan yang diadakan secara turun-temurun dimaksudkan untuk memperoleh keselamatan lahir dan bathin dari gangguan makhluk halus (Triyoga, 1991:83). Fungsi utama dari selamatan yang diadakan adalah untuk menetralisir bencana yang datangnya dari luar kekuasaan manusia. Dalam selamatan, selain diucapkan doa dan mantera, harus disediakan sesaji makanan, bunga dan kemenyan. Sesaji bunga dan kemenyan adalah makanan utama makhluk halus yang harus ada pada setiap selamatan karena benda-benda tersebut merupakan syarat utama agar perdamaian dapat diterima makhluk halus (Triyoga, 1991:83). Dengan memberi sedekah, diharapkan makhluk halus itu mau membantu dan tidak mengganggu manusia. Dalam tradisis Jawa muncul berbagai macam selamatan: selamatan sebelum kelahiran sang bayi, lahir, perkawinan hingga kematian sangat mewarnai budaya Jawa.

3)        Primbon, suluk dan wirid
Primbon, suluk dan wirid merupakan karya sastra yang banyak memuat ajaran sinkretisme. Primbon antara lain memuat petung (perhitungan) untuk menentukan perkawinan, mengetahui watak manusia (watak bayi lahir), pindah rumah atau persyaratan hajat lainnya. Suluk dan wirid berisi wejangan atau petuah yang diyakini dari ajaran para wali songo (wali sembilan) yang memuat ajaran Islam Isoteris.

4)        Tata krama
Tata krama adalah adab sopan santun Jawa dalam berbahasa, bersikap dan bertingkah laku yang sangat dijunjung tinggi dan menjadi ciri budaya Jawa. Dalam berbahasa mereka membedakan dengan kategori ngoka, kromo madyo dan krama inggil. Misalnya untuk kata “makan” dalam bahasa Jawa ada tingkatan “madhang” atau “mangan” untuk ngoko, tingkatan “nedho” untuk kromo madyo dan “dhahar” untuk kromo inggil. Ngoko untuk orang yang sama kedudukannya dengan dirinya atau lebih rendah (misalnya sesama teman atau kepada anak atau adik). Kromo madyo untuk kedudukan yang di atas sedikit dirinya (misalnya mas nembe/taksih nedho = kakak laki-laki sedang makan). Kromo inggil ditujukan kepada yang lebih tua atau lebih atas tingkatan sosialnya. Misalnya Ibu taksih dhahar.

5)        Petung
Petung atau perhitungan menduduki tempat yang sangat strategis dan urgen dalam budaya Jawa. Karena setiap kegiatan apa pun orang Jawa tidak bisa meninggalkan tradisi menggunakan perhitungan ini. Misalnya untuk mengetahui watak seseorang, menentukan hari perkawinan atau menentukan arah rumah (mirip budaya Cina) harus memperhitungkan hari kelahiran dan saat (waktu) yang tepat. Hari kelahiran dihitung: minggu = 5, senin = 4, selasa = 3, rabu = 7, kamis = 8, jumat = 6, sabtu = 9. Sedangkan pasaran dihitung: paing = 9, pon = 7, wage = 4, kliwon = 8, legi = 5. Seseorang yang lahir pasti bisa ditentukan atas kombinasi hari dan pasaran. Misalnya Jumat Paing berarti = 6+9=15. Jumlah yang 15 itu dapat diketahui watak, perkawinan dan arah rumahnya dan seterusnya.

6)        Makanan
Nama dan jenis makanan dapat menjadi ciri penanda budaya suatu daerah termasuk budaya Jawa. Di dalam masakan dan makanan Jawa ada yang bernama : rawon, gudeg, lontong balap, urap-urap, gado-gado, sop buntut dan sebagainya.

7)        Falsafah hidup
Falsafah ini menjadi pedoman hidup yang diikuti oleh orang Jawa generasi dulu namun sekarang lebih banyak ditinggalkan karena kurangnya pemahaman dan kekurang mampuan dalam menafsirkan makna hakikinya. Di samping itu muncul nilai-nilai luar yang bersifat konsumeris dan materialis membuat nilai-nilai budaya yang adiluhung (mulia) ini mulai ditinggalkan generasi muda kita. Contoh falsafah hidup ini adalah : alon-alon waton kelakon (biar lambat asal selamat/bisa jadi = yang merupakan pedoman yang lebih mengutamakan keselamatan), menang tanpa ngasorake (mengalahkan musuh tanpa merendahkan harga diri musuh)digdaya tanpa aji (sakti tanpa memiliki aji-aji kesaktian = seseorang yang dapat menjaga kewibawaan) contoh di atas merupakan kearifan budaya yang ada pada budaya Jawa.

8)        Produk budaya (keris, rumah/wisma, wayang, pakaian, peralatan)
Dalam budaya Jawa tradisional, keris bukan sekedar senjata yang unik bentuknya, tetapi lebih merupakan kelengkapan budaya spiritual. Ada anggapan di kalangan Jawa tradisional, seseorang baru bisa dianggap utuh dan lengkap sebagai lelaki sejati jika ia sudah memiliki lima unsur simbolik: curiga, turangga, wisma, wanita, kukila.
Curiga, berarti keris, turangga artinya kuda atau kendaraan (motor atau mobil), wisma adalah rumah untuk tempat tinggal, wanita berarti isteri dan kukila arti harfiahnya adalah burung arti simbolik dari keindahan. Keris, makna simboliknya adalah kehormatan, kedewasaan dan keperkasaan. Seorang pria Jawa tradisional, harus tangguh dan mampu melindungi diri, keluarga atau membela bangsa dan negara.

c.     Konsep Budaya Bali
1)    Dharma
Dharma artinya kebenaran (kebajikan) atau kewajiban dan hukum. Yaitu suatu jalan yang halus dan sejuk yang dapat melindungi dan menjaga orang yang mengikuti dan menjauhkan bencana sehingga menjadi orang yang gembira, tentram dan bahagia.

2)    Tri kita karana
Konsep keselarasan hubungan yang mendatangkan kebahagiaan. Keselarasan hubungan tersebut meliputi:
Ø  Keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan
Ø  Keselarasan hubungan manusia dengan sesama manusia
Ø  Keselarasan hubungan manusia denga alam sekitarnya
Yang pertama disebut hubungan Niskala (tidak nyata, rohani), yang kedua dan ketiga disebut Sekala (nyata, duniawi). Konsep sekala diwujudkan dalam pengertian Tri kaya (tiga aspek) yaitu pikiran (manah), perkataan (wak) dan perbuatan (kaya).


3)    Rwa Bhineda
Konsep dualistis yang mengekspresikan dua kategori yang berlawanan dalam hidup (positif dan negatif, baik dan buruk)
Segala sesuatu pasti ada kelebihan dan kekurangan. Ada bahagia dan ada derita. Tidak ada hidup yang tidak diakhiri dengan kematian. Prinsip Rwa Bhineda ini sama dengan prinsip Yin-Yang di Cina.

5)        Karmaphala
Karmaphala adalah hasil perbuatan seseorang. Ala gawe ala nemu, ayu gawe ayu nemu (bila melakukan hal yang tidak benar maka kesengsaraan yang akan diperoleh, sebaliknya bila melakukan hal yang benar maka kebahagiaan yang akan didapat). Karmaphala adalah sesuatu sebab akan menghasilkan akibat sehingga sering disebut hukum karma. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam berbuat.

C.   Wawasan Multikultural : Lokal, Nasional dan Universal

1.        Identifikasi Budaya Lokal
Identifikasi budaya lokal merupakan identifikasi budaya yang bersifat langsung, dekat dan secara fisik ada di sekelilingnya. Budaya ini biasanya dikenalkan oleh keuarga dan kerabat dekat. Biasanya berwujudperilaku pembudayaan. Perilaku sebenarnya ditentukan oleh pembiasaan dan pembudayaan yang ada dan berlaku pada lokal tertentu. Disadari atau tidak kita dibesarkan dengan menggunakan budaya lokal yang ada di sekitar kita.
Seorang anak yang memiliki identifikasi budaya lokal tertentu tidak lepas dari lingkungan yang langsung, dekat dan paling mempengaruhi dirinya. Lingkungan tersebut adalah:
a.         Lingkungan fisik
Lingkungan fisik tertentu dapat membentuk budaya lokal tertentu. Suatu masyarakat yang berada di daerah yang banyak dikelilingi sungai dan karena seringnya air sungai meninggi membentuk budaya berupa rumah yang lantai rumahnya lebih tinggi dari permukaan tanah. Misalnya rumah Palimasan Joglo, Sungai Jingah Kalimantan Selatan.
Karena lingkungan fisik di daerah Kalimantan Selatan sangat kaya dengan jenis-jenis kayu maka berbagai kebutuhan sehari-hari dibuat dengan menggunakan jenis kayu seperti: Palimasan Kandangrasi desa Kuin Utara Kalimantan Selatan.

b.         Lingkungan sosial
Selain lingkungan fisik, lingkungan sosial sangat mempengaruhi sikap dan berperilaku seseorang. Orang yang dibesarkan dalam lingkungan komunitas Naudlatul Ulama (NU) akan bersikap dan berperilaku sesuai dengan tradisi warga nahdliyin (warga NU) yang berbeda dengan warga Muhammadiyah sekalipun keduanya berada di lingkungan fisik yang sama. Kegiatan selamatan, tahlil menjadi ciri khas kelompok NU ini akan diikuti dan dilaksanakan oleh lingkungan sosialnya.

c.         Lingkungan metafisik
Lingkungan metafisik ini tidak dibatasi oleh lingkungan fisik dalam arti mesti tinggal di daerah itu. Lingkungan metafisik memang mewarnai budaya yang ada di lingkungan fisik di lokal tertentu, tetapi selain itu juga dapat mengenai orang-orang yang “merasa memiliki” (sense of belonging) budaya itu. Biasanya mereka yang merasa memiliki itu dulunya berasal dari daerah itu dan sudah pindah tempat tinggal dari daerah itu, atau keturunan dari warga daerah itu. Pada prinsipnya orang yang termasuk dalam lingkungan metafisik ini adalah orang yang mengikatkan diri dengan tradisi budaya dan nilai-nilai tertentu.

2.        Identifikasi Budaya Nasional
Sebagai warga Pancasilais dan tinggal bersama dalam wadah negara memerlukan ide yang dapat mempersatukan berbagai identitas budaya lokal itu dalam bentuk identitas budaya nasional. Ada dua ide yang perlu dimiliki setiap warga negara Indonesia yaitu persatuan dalam perbedaan (wawasan kebangsaan/nasional) dan perbedaan dalam persatuan (Bhinneka Tunggal Ika).
Kita memiliki simbol identifikasi budaya nasional antara lain seperti: batik, keris, candi borobudur, Bali dengan segala atribut yang menyertainya. Identifikasi budaya nasional ini berasal dari identifikasi budaya lokal yang sudah banyak dikenal secara nasional bahkan internasional. Identitas budaya nasional ini sudah dijadikan simbol kenegaraan dan menjadi ciri khas Indonesia. Dengan mengenal identitas budaya ini seluruh dunia akan tahu bahwa budaya ini adalah ciri khas budaya Indonesia.

3.        Identifikasi Budaya Universal
Perkembangan identifikasi global memberi kesempatan pada pelajar untuk melihat bagaimana sebagai bangsa kita menyesuaikan diri dengan masyarakat dunia. Yang memungkinkan pelajar memahami lebih baik bahwa tindakan suatu negara tidak hanya harus dilihat kaitannya dengan pengaruhnya pada negara ini namun juga apa pengaruhnya pada dunia keseluruhan. Siswa yang telah mengembangkan identitas nasional dan etnis yang kuat seharusnya memiliki perspektif untuk mengembangkan juga identifikasi global yang membuat mereka menjadi warga masyarakat dunia yang lebih baik. Pada saat ini penting untuk menyadari bahwa identifikasi yang dibahas di atas bersifat hierarkhis. Dengan kata lain, kurikulum dan kebutuhan belajar yang berproses dengan mengenalkan identitas budaya lokal, kemudian nasional dan akhirnya global atau universal. Perkembangan yang belakangan tergantung pada perkembangan sebelumnya.



PERBANDINGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI BERBAGAI NEGARA

A.    Pendidikan Multikultural di Indonesia

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.

Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam.

Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena: 1. Letak geografis indonesia 2. Perkawinan campur 3. Iklim

Multikultural di Indonesia bersifat normatif. Multikulural normatif adalah petunjuk tentang berbagai kepentingan yang membimbing pada pengakuan yang lebih tinggi mengenai kebangsaan dan identitas kelompok yang berbeda di dalam masyarakat. Multikultural normatif di Indonesia pertama kali diamanatkan dalam UUD 1945. Ketentuan di dalam UU menyatakan bahwa rakyat dan bangsa Indonesia mencakupi berbagai kelompok etnis. Mereka telah berbagi komitmen dalam membangun bangsa Indonesia.

Di dalam pendidikan multikultural terletak tanggung jawab besar untuk pendidikan nasional. Tanpa pendidikan yang difokuskan pada pengembangan perspektif multikultural dalam kehidupan adalah tidak mungkin untuk menciptakan keberadaan aneka ragam budaya di masa depan dalam masyarakat Indonesia. Multikultural hanya dapat disikapi melalui pendidikan nasional.

Ada tiga tantangan besar dalam melaksanakan pendidikan multikultural di Indonesia, yaitu:
  1. Agama, suku bangsa dan tradisi
Agama secara aktual merupakan ikatan yang terpenting dalam kehidupan orang Indonesia sebagai suatu bangsa. Bagaimanapun juga hal itu akan menjadi perusak kekuatan masyarakat yang harmonis ketika hal itu digunakan sebagai senjata politik atau fasilitas individu-individu atau kelompok ekonomi. Di dalam kasus ini, agama terkait pada etnis atau tradisi kehidupan dari sebuah masyarakat.

Masing-masing individu telah menggunakan prinsip agama untuk menuntun dirinya dalam kehidupan di masyarakat, tetapi tidak berbagi pengertian dari keyakinan agamanya pada pihak lain. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui pendidikan multikultural untuk mencapai tujuan dan prinsip seseorang dalam menghargai agama.

  1. Kepercayaan
Unsur yang penting dalam kehidupan bersama adalah kepercayaan. Dalam masyarakat yang plural selalu memikirkan resiko terhadap berbagai perbedaan. Munculnya resiko dari kecurigaan/ketakutan atau ketidakpercayaan terhadap yang lain dapat juga timbul ketika tidak ada komunikasi di dalam masyarakat/plural.

  1. Toleransi
Toleransi merupakan bentuk tertinggi, bahwa kita dapat mencapai keyakinan. Toleransi dapat menjadi kenyataan ketika kita mengasumsikan adanya perbedaan. Keyakinan adalah sesuatu yang dapat diubah. Sehingga dalam toleransi, tidak harus selalu mempertahankan keyakinannya.


B.     Pendidikan Multikultural di Amerika Serikat

Pendidikan multikultural sekarang sudah mengalami perkembangan baik teoritis maupun praktek sejak konsep paling awal muncul tahun 1960-an yang pertama kali dikemukakan oleh Banks. Pada saat itu, konsep pendidikan multikultural lebih pada supremasi kulit putih di AS dan diskriminasi yang dialami kulit hitam (Murrell P., 1999). Pendidikan multikultural berkembang di dalam masyarakat Amerika bersifat antarbudaya etnis yang besar, yaitu budaya antarbangsa.

Terdapat empat jenis dan fase perkembangan pendidikan multikultural di Amerika (Banks, 2004: 4), yaitu:
  1. Pendidikan yang bersifat segregasi yang memberi hak berbeda antara kulit putih dan kulit berwarna terutama terhadap kualitas pendidikan;
  2. Pendidikan menurut konsep salad bowl, di mana masing-masing kelompok etnis berdiri sendiri, mereka hidup bersama-sama sepanjang yang satu tidak mengganggu kelompok yang lain;
  3. Konsep melting pot, di dalam konsep ini masing-masing kelompok etnis dengan budayanya sendiri menyadari adanya perbedaan antara sesamanya. Namun dengan menyadari adanya perbedaan-perbedaan tersebut, mereka dapat membina hidup bersama. Meskipun masing-masing kelompok tersebut mempertahankan bahasa serta unsur-unsur budayanya tetapi apabila perlu unsur-unsur budaya yang berbeda-beda tersebut ditinggalkan demi untuk menciptakan persatuan kehidupan sosial yang berorientasi sebagai warga negara as. Kepentingan negara di atas kepentingan kelompok, ras, dan budaya;
  4. Pendidikan multikultural melahirkan suatu pedagogik baru serta pandangan baru mengenai praksis pendidikan yang memberikan kesempatan serta penghargaan yang sama terhadap semua anak tanpa membedakan asal usul serta agamanya. Studi tentang pengaruh budaya dalam kehidupan manusia menjadi sangat signifikan. Studi kultural membahas secara luas dan kritis mengenai arti budaya dalam kehidupan manusia

Pendidikan di AS pada mulanya hanya dibatasi pada migran berkulit putih, sejak didirikan sekolah rendah pertama tahun 1633 oleh imigran Belanda dan berdirinya Universitas Harvard di Cambridge, Boston tahun 1636. Baru tahun 1934 dikeluarkan Undang Undang Indian Reservation Reorganization Act di daerah reservasi suku Indian. Tujuan pendidikannya adalah proses Amerikanisasi. Suatu kelompok etnis atau etnisitas adalah populasi manusia yang anggotanya saling mengidentifikasi satu dengan yang lain, biasanya berdasarkan keturunan (Smith, 1987). Pengakuan sebagai kelompok etnis oleh orang lain seringkali merupakan faktor yang berkontribusi untuk mengembangkan ikatan identifikasi ini. Kelompok etnis seringkali disatukan oleh ciri budaya, perilaku, bahasa, ritual, atau agama.

Pendidikan Multikultural berkembang di dalam masyarakat multikultural Amerika yang bersifat antarbudaya etnis yang besar yaitu budaya antarbangsa. Ada upaya untuk mengubah Pendidikan Multikultural dari yang bersifat asimilasi (berupa penambahan materi multikultural) menuju ke arah yang lebih radikal berupa Aksi Sosial. Berkaitan dengan nilai-nilai kebudayaan yang perlu diwariskan dan dikembangkan melalui sistem pendidikan pada suatu masyarakat, maka Amerika Serikat memakai sistem demokrasi dalam pendidikan yang dipelopori oleh John Dewey. Intinya adalah toleransi tidak hanya diperuntukkan untuk kepentingan bersama akan tetapi juga menghargai kepercayaan dan berinteraksi dengan anggota masyarakat.


C.    Pendidikan Multikultural di Australia

Australia tidak dapat menahan masuknya orang Asia sehingga dia tidak dapat menutup ekonominya bagi bangsa-bangsa Asia dan Pasifik, karena imigran dari kedua benua itu masuk dengan jumlah dan waktu yang sangat cepat. Akibatnya, Australia mengubah kebijakannya dari White Australia Policy ke multicultural policy. Dampak dari perubahan kebijakan itu membuat orang Aborigin meningkatkan kepercayaan dirinya.

Aborigin, penduduk asli Australia berasal dari benua Asia. Menyusul imigran dari Eropa yang sebagian merupakan orang hukuman dibawa oleh kapten Arthur Philip. Pada mulanya imigran pertama yang memasuki Australia berasal dari para narapidana serta pembangkang politik Irlandia, kemudian berdatangan orang Jerman yang terusir dari negerinya karena masalah agama. Menyusul orang India dan Cina sebagai pekerja kasar. Ketika diketemukan emas di New South Wales dan Victoria mulai berdatangan para pekerja dari berbagai bangsa.

Paham multikulturalisme di Australia berkaitan erat dengan perkembangan politik, terutama Partai Buruh. Pelaksanaan Pendidikan Multikultural dapat dibedakan tiga fase perkembangan yaitu dari politik pasif ke arah asimilasi aktif (1945-1972), pendidikan untuk kaum migran bersifat pasif. Artinya anak kaum imigran menyesuaikan diri dengan sistem pendidikan yang ada. Karena ada kesulitan dalam penggunaan bahasa Inggris bagi anak imigran diberikanlah bantuan laboratorium bahasa. Hingga tahun 1970-an kurikulum masih terpusat hingga menyulitkan di dalam menyesuaikan dengan kebutuhan multietnis Australia. Kedua, dari pendidikan imigran ke Pendidikan Multikultural (1972-1986) semua propinsi diAustralia telah mengadopsi kebijakan Pendidikan Multikultural. Kebijakan tersebut adalah sebagai berikut: “ Di dalam masyarakat multi budaya, masing-masing orang memiliki hak atas integritas budaya; memiliki citra diri yang positif (a positif self image), dan untuk pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan. Masing-masing orang tidak hanya harus menyatakan perasaan yang positif terhadap warisan budayanya sendiri tetapi juga harus mengalami seperti perasaan terhadap warisan budaya orang lain.” Tujuan Pendidikan Multikultural adalah :
  1. Pengertian dan menghargai bahwa Australia pada hakekatnya adalah masyarakat multibudaya di dalam sejarah, baik sebelum maupun sesudah kolonisasi bangsa Eropa.
  2. Menemukan kesadaran dan kontribusi dari berbagai latar kebudayaan untuk membangun Australia.
  3. Pengertian antar budaya melalui kajian-kajian tentang tingkah laku, kepercayaan, nilai-nilai yang berkaitan dengan multikulturalisme.
  4. Tingkah laku yang memperkuat keselarasan antaretnis.
  5. Memperluas kesadaran akan penerimaannya sebagai seseorang yang mempunyai identitas nasional Australia tetapi juga akan identitas yang spesifik di dalam masyarakat multi budaya Australia.

Program Pendidikan Multikultural antara lain berbentuk bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, pendidikan “community language” yaitu bahasa yang digunakan di dalam suatu masyarakat tertentu. Ketiga, imperatif ekonomi dalam Pendidikan Multikultural (1986-1993). Yaitu adanya bantuan dana dan masuknya Asian Studies Program yang berisi bahasa Asia dan kebudayaannya. Bahkan informasi terakhir pelajaran Bahasa Indonesia sudah dimasukkan di dalam kurikulum sekolah dasar.

Dewasa ini hampir semua sekolah di Australia telah melaksanakan Pendidikan Multikultural. Pendidikan Multikultural Australia mempunyai wajah yang spesifik. Kebijakan imigrasi dan masalah etnis dipecahkan secara konsensus dari seluruh masyarakat. Ada pakar yang berpendapat bahwa Australia merupakan masyarakat yang polietnik bukan multi kultur dalam arti Australia lebi bercorak Anglo Saxon yang menerima kebhinekaan selama tidak mengganggu atau mengubah gaya hidup masyarakat Anglo Saxon tersebut.


D.    Pendidikan Multikultural di Inggris

Pendidikan Multikultural di Inggris terkait dengan perkembangan revolusi industri pada tahun 1650-an. Pada awalnya Inggris terkenal sebagai masyarakat yang monokultur dan baru sesudah PD II menjadi multikultur ketika kedatangan tenaga kerja untuk pembangunan dari kepulauan Karibia dan India. Meskipun oleh pemerintah Inggris telah berusaha memperbaiki taraf kehidupan kelompok kulit berwarna ini, ternyata di dalam masyarakat terlihat adanya pembedaan-pembedaan di dalam perumahan, tenaga kerja, dan pendidikan.

Gerakan wanita bermula di akhir tahun 1700-an dan awal yahun 1800-an. Perubahan seperti revolusi Amerika dan Prancis mendorong gagasan mengenai ”kesamaan” dan ”kebebasan”. Sekalipun demikian kaum wanita tidak diizinkan untuk memberikan suara, dan sebagian besar mempunyai akses terbatas pada pendidikan.

Pada tahun 1792, seorang penulis Inggris bernama Mary Wollstonecraft menerbitkan A Vindication of the Rights of Woman, mengemukakan keyakinannya dalam persamaan hak untuk pria dan wanita. Ide ini mendapat dukungan kuat selama tahun 1800-an, dan banyak wanita yang mulai melakukan kampanye menuntut reformasi.

Pendidikan Multikultural berkembang sejalan dengan banyaknya kaum imigran yang memasuki Inggris, namun masih terdapat perlakuan yang diskriminatif sehingga memunculkan berbagai gerakan yang berlatar belakang budaya. Gerakan ini merupakan gerakan politik yang didukung pandangan liberal, demokrasi dan gerakan kesetaraan manusia. Hal ini tidak lepas dari pemikiran kelompok progresif di Universitas Birmingham yang melahirkan studi budaya (cultural studies) pada tahun 1964 yang mengetengahkan pemikiran progresif kaum terpinggirkan yang didukung oleh Kaum Buruh (Labor party). Pendidikan Multikultural terjadi karena dorongan dari bawah, yaitu kelompok liberal (orang putih) bersama dengan kelompok kulit berwarna.. Hal ini diperkuat oleh politik imigrasi melalui undang-undang Commonwealth Immigrant Act tahun 1962 yang mengubah status kelompok kulit berwarna dari kelompok imigran menjadi “shelter” (penghuni tetap).

Pada tahun 1968 didirikan Select Community on Race Relations and Immigration (SCRRI) yang bertugas meninjau kebijakan imigrasi. Kesempatan ini digunakan oleh kaum imigran terutama dari Hindia Barat dan Asia untuk mengetengahkan permasalahannya. Pada tahun 1973 laporan SCRRI berkontribusi terhadap pendidikan kolompok imigran:
  1. Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua
  2. Penggantian istilah imigran dengan masyarakat multirasial (multiracal society)
  3. Menuntut pendidikan yang lebih baik
  4. Meminta untuk memenuhi tuntutan National Union of Teachers (NUT) akan adanya pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat multi rasial.
  5. Merumuskan bahwa pengertian seperti integrasi, asimilasi, pluralisme dapat digunakan untuk menggambarkan hal yang sama. (Tilaar, 2004).

Pada tahun 1981 terjadi perubahan yang signifikan dengan terbitnya British Nationality Act yang menghendaki agar Pendidikan Multikultural bukan hanya terlihat di bidang pendidikan namun juga forum-forum pendidikan masyarakat seperti jaringan televise BBC.

Pada tahun 1988 diundangkan Education Reform Act (ERA) yang mengandung dua arti, yaitu paham neoliberalisme yang percaya pada kekuatan pasar, dan neokonservatisme yang memberi kekuatan besar pada kontrol pusat. Paham neoliberalisme memberi kekuasaan yang lebih besar pada masing-masing sekolah untuk mengurus dirinya sendiri demikian juga kepada pemerintah lokal. Pandangan neokonservatisme mempertahankan kurikulum yang terpusat dan mempertahankan pendidikan agama yang bersifat Kristiani. Namun pelaksanaan kebijakan ini memungkinkan terjadinya diskriminasi. Penyerahan pendidikan pada kekuatan pasar berarti memperkecil kesempatan bagi kelompok kulit berwarna untuk mendapat pendidikan yang layak. Kelompok kulit berwarna tidak kompetitif dengan budaya dominan yang menguasai sumber pendidikan. Demikian juga dalam penulisan sejarah Inggris raya yang kurang menguntungkan kelompok minoritas.


E.     Pendidikan Multikultural di Kanada

Di Kanada ada konsep dan kebijakan multikultural yang harus memajukan bangsa dengan membandingkannya dengan negara lain. Negara ini berusaha keras untuk tidak terlalu menggantungkan ekonominya pada AS dan mencoba mempersatukan multikulturalnya demi kemajuan bangsa.

Pendidikan Multikultural di Kanada berbeda dengan negara tetangganya AS karena perbedaan sejarah dan komposisi penduduknya. Etnis terbesar dari Perancis dan Inggris selanjutnya dari etnis lain seperti Jerman, Cina, Italia, penduduk asli Indian, Asia Selatan, Ukraina serta etnis lain.

Sejarah pertumbuhan penduduk Kanda dapat diidentifikasi atas empat kelompok :
  1. Etnis asli ada sekitar 50 jenis dengan berbagai bahasa yang hidup secara nomaden sebagai pemburu dan petani.
  2. Abad 16 sampai 1760 masuk etnis Perancis sebagai penjajah dan pedagang karena perdagangan bulu binatang. Percampuran etnis Perancis dengan penduduk asli Indian melahirkan penduduk Metis.
  3. Kedatangan Inggris setelah Treaty of Paris (1763) yang ditambah etnis Perancis yang terlibat Perang Kemerdekaan Amerika 1776..
  4. Imigran dari Eropa (terutama Belanda, Ukraina dan Jerman) dan Asia (Jepang, India, Cina) dilatar belakangi kebutuhan pekerja di propinsi tengah dan barat.

Sesudah PD II terjadi banjir imigran dari Italia, Jerman, Belanda dan Polandia. Pada tahun 1960-an terjadi perkembangan ekonomi Kanada yang membutuhkan tenaga terdidik untuk memenuhi kebutuhan metropolitan. Toronto menjadi pusat konsentrasi imigran asing.

Berbeda dengan AS yang menerapkan politik asimilasi, Pemerintah Liberal Kanada menerapkan politik multi kulturalisme (1971) yang memberlakukan status yang sama untuk bahasa Perancis dan Inggris sebagai bahasa resmi.

Pada tahun 1972 didirikanlah Direktorat Multikultural di dalam lingkungan Departemen Luar Negeri untuk memajukan cita-cita multikultural, integrasi social, dan hubungan positif antarras. Upaya tersebut melahirkan Canadian Multiculturalism act (1988) yang isinya antara lain :
  1. Alokasi dana untuk memajukan hubungan harmonis antarras
  2. Memperluas saling pengertian kebudayaan yang berbeda
  3. Memelihara budaya dan bahasa asli
  4. Kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
  5. Pengembangan kebijakan multikultural di semua kantor pemerintah federal.

Kanada merupakan negara pertama yang memberikan pengakuan legal terhadap multikulturalisme. Sekalipun kebijakan multikultural merupakan kebijakan federal, namun masing-masing negara bagian melaksanakan kebijakan sesuai dengan kebutuhannya. Kebijakan multikultural dimasukkan dalam bentuk yang berbeda-beda di dalam program sekolah, penataran guru. Kurikulum dikaji ulang untuk dilihat hal-hal yang mengandung stereotipe dan prasangka antaretnis. Demikian pula di dalam pendidikan oleh Ontario Heritage Language Programme yang didirikan tahun 1977 memberikan bantuan terhadap pengajaran bahasa etnis yang bermacam-macam sesudah jam resmi sekolah. Diberikan penataran guru untuk menyebarluaskan sumber-sumber yang bebas dari prasangka, terutama kelompok kulit berwarna (black population). Di propinsi Manitoba, Alberta, Saskacthewan diijinkan memberikan bahasa di luar bahasa Inggris dan Perancis sampai 50 % dari jumlah jam di sekolah. Kebijakan ini diterima dengan baik oleh kelompok imigran, terutama imigran Ukraina dan Jerman.

Sejak 1993, beberapa dewan pendidikan seperti Vancouver School Board melaksanakan penataran guru-guru untuk Pendidikan Multikultural, mendirikan komite penasehat untuk hubungan rasial, serta melembagakan hubungan rasial di distrik sekolah.

Secara terinci Magsino (1985) mengidentifikasi 6 jenis model Pendidikan Multikultural:
  1. Pendidikan “emergent society”. Model ini merupakan suatu upaya rekonstruksi dari keanekaan budaya yang diarahkan kepada terbentuknya budaya nasional.
  2. Pendidikan kelompok budaya yang berbeda. Model ini merupakan suatu pendidikan khusus pada anak dari kelompok budaya yang berbeda. Tujuannya adalah memberikan kesempatan yang sama dengan mengurangi perbedaan antara sekolah dan keluarga, atau antara kebudayaan yang dikenalnya di rumah dengan kebudayaan di sekolah. Model ini bertujuan membantu anak untuk menguasai bahasa resmi serta norma dominan dalam masyarakat.
  3. Pendidikan untuk memperdalam saling pengertian budaya. Model ini bertujuan untuk memupuk sikap menerima dan apresiasi terhadap kebudayaan kelompok yang berbeda. Model ini merupakan pendekatan liberal pluralis yang melihat perbedaan budaya sebagai hal yang berharga dalam masyarakat. Di dalam kaitan ini Pendidikan Multikultural diarahkan kepada memperkuat keadilan sosial dengan menentang berbagai jenis diskriminasi dan etnosentrisme.
  4. Pendidikan akomodasi kebudayaan. Tujuan model ini adalah mempertegas adanya kesamaan dari kelompok yang bermacam-macam. Mengakui adanya partikularisme dengan tetap mempertahankan kurikulum dominan.
  5. Pendidikan “accomodation and reservation” yang berusaha untuk memelihara nilai-nilai kebudayaan dan identitas kelompok yang terancam kepunahan.
  6. Pendidikan Multikultural yang bertujuan untuk adaptasi serta pendidikan untuk memelihara kompetensi bikultural. Model ini mengatasi pendekatan kelompok spesifik, identifikasi dan mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi secara cross-cultural dengan mendapatkan pengetahuan tentang bahasa atau kebudayaan yang lain. (Tilaar, 2004).

Pengalaman di Kanada menunjukkan bahwa isi budaya (cultural content) di dalam kurikulum sekolah menempati urutan kedua, sedangkan yang utama adalah bagaimana mencapai kemajuan akademis. Pendidikan Multikultural di Kanada tergantung di mana pendidikan multietnis itu berada di dalam kerangka struktur ekonomi, politik, dan sosial masyarakatnya.

Sumber : https://phierda.wordpress.com/2013/01/29/perbandingan-pendidikan-multikultural-di-berbagai-negara/
http://hapis-punya.blogspot.com/2014/06/makalah-pendidikan-multikultural.html

Postingan Populer